5 sumber Utama REVENUE Rumah Sakit

Kinerja Keuangan seringkali menjadi hal pertama yang dilihat oleh pihak eksternal ketika melihat perkembangan sebuah perusahaan.

Padahal kinerja keuangan adalah sebuah akibat dari rangkaian proses panjang yang melibatkan People dan  Fasilitas Pelayanan dalam melayani pelanggannya.

Lantas bagaimana kita bisa memprediksi kedepan apakah kinerja keuangan akan bagus atau tidak, akan untung atau tidak ini menjadi hal yang harus diketahui semua pihak karena terkait dengan perencanaan dan inplementasi layanan kepada pelanggan.

Dalam konteks rumah sakit hari ini di era JKN terdapat 5 area yang betul betul harus di perhatikan secara daily hari demi harinya terkait dengan proses pelayanan yang terjadi.

Jika 5 area ini berjalan dengan baik maka dipastikan kinerja keuangan akan pada posisi baik.
Adapun area layanan yang dimaksud adalah :

1. Rawat Jalan

Rawat jalan merupakan pintu masuk pasien kerumah sakit dimana rumah sakit menyediakan 2 layanan yaitu poliklinik dan IGD.

Utilisasi penggunaan ruangan konsultansi menjadi utama disini karena semakin utilisasinya tinggi maka pasien akan semakin banyak terlayani.

Dibanyak rumah sakit ini menjadi persoalan utama karena pemetaan utilisasi yang saya lakukan di beberapa RS menunjukan angka utilisasinya dikisaran 25 sd 40%.

Idealnya penggunaan ruang konsultansi diangka. 70 sd 80%

Ini terjadi karena kalau kita lihat jadwal praktek dokter masih terjadi penjadwalan yang tidak merata sehingga terjadi kondisi UNDER LOAD dan OVER LOAD dan tentunya ini akan berdampak kepada raihan calon pasien rawat Inap.

Sebagaimana diketahui pasien ranap jumlahnya dikisaran 10-15% pasien rawat jalan.

Semisal pasien rawat jalannya sehari 150 orang maka ada trend rawat inap akan menerima 15 sd 20 pasien se harinya.

2. Rawat Inap

Rawat inap adalah layanan utama dirumah sakit dimana di proses ini pasien akan melalui alur layanan dari pelayanan kedatangan pasien, asesement dan orientasi, proses perawatan dan kepulangan.

BOR dan LOS  menjadi ukuran utilisasi pemakaian ruangan rawat inap. Semakin BOR tinggi maka semakin baik. BOR yang diperkenankan adalah 80%

Jika 1 rumah sakit mempunyai BED 500 dengan bor 80% dan Los rata rata  3 hari maka dalam 1 hari rawat jalan bisa menerima pasien 133 pasien. Itu artinya Layanan rawat jalan per hari dapat menerima 1330 pasien.

Dari sini kita bisa melihat jika pasien rawat inap sudah 133 pasien per hari maka menjadi indikasi utilisasi rawat inap sudah diangka maksimal.

Angka maksimal ini harus dikejar karena rawat inap adalah menjadi sumber income terbesar untuk rumah sakit.

3. Kamar operasi

Pasien rawat inap. Diprediksi 40% dilakukan tindakan operasi itu artinya jika 1 hari ada 133 pasien maka diprediksi 54 pasien akan dilakukan tindakan operasi.

Jika rumah sakit memiliki 6 ruangan operasi dengan rata rata operasi 2 jam dan 1 standby untuk tindakan cyto maka dalam 2 jam bisa melakukan pararel 10 pasien.

Artinya 56 pasien bisa dilakukan dalam 11 jam.

Dibanyak rumah sakit angka ini sulit dicapai karena dibanyak rumah sakit pemerintah kebanyakan buka jam kerja saja artinya sehari hanya 8 jam.

Akhirnya banyak jadwal operasi yang diundur dan makin hari makin panjang antrian operasinya.
Ini yang menjadi pemicu pindahnya pasien ke rumah sakit lain.

Kamar operasi menjadi sumber income bagi rumah sakit. Sehingga semakin panjang antrian tindakan operasi maka semakin besar kecenderungan pasien pindah ke rumah sakit lain dan ini akan menghilangkan potensi pendapatan rumah sakit.

Jika tidak ingin pasien pindah ke rumah sakit lain maka antrian kamar operasi perlu diperbaiki artinya jadwal operasi jangan hanya buka jam 1 shift tapi haris dibuka hingga 2 shift.

4. Pengelolaan klaim

Pengelolaan klaim di era JKN menjadi penting. Dibanyak kasus rumah sakit return klaim masih tinggi hal ini disebabkan oleh resume medis yang tidak lengkap dan saat menerimapun tidak maksimal karena banyak yang ubder codding.

Untuk itu dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak perawat, rekam medis, dpjp, keuangan dalam mengelola klaim ini agar klaim zero return dan tidak under coding.

Ada baiknya dilakukan verikasi medis, coder, dan keuangan yang bertugas mengurus klaim bekerja di ruangan yang sama.

5. Noncore Business

Di era JKN semua rumah sakit kebanjiran pasien dimana hal ini diikuti oleh pengantar pasien.
Jika ada 1000 pasien dan masing masing diantar 4 orang maka sehari rumah sakit dikunjungi oleh 5000 orang.

Selama ini rumah sakit fokus ke melayani 1000 pasien namun belum melihat 4000 orang yang lain menjadi potensi bisnis tersendiri.

Padahal ada 21 jenis bisnis yang bisa di create oleh rumah sakit semisal fresh mart, restoran, salon, laundry, titip helm, dan lain lain yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah sakit.

Ungkapan DIMANA ADA KERUMUNAN disana ADA TRANSAKSI bisa menjadi acuan Rumah Sakit memulai pengembangan noncore business dengan melihat peluang dari traffic pengantar pasien dan BIG data yang dimiliki.

Dapatkan inspirasi lainnya di buku BISNIS JAMAN NOW dan TURBULENSI JAMAN NOW karya pakNAW.

Comments

Popular Posts