Menambah REVENUE RS dari BIG DATA

Saat ini sedang terjadi serbuan produk impor secara besar besaran ke indonesia melalui marketplace semisal bukalapak.com, tokopedia.com, lazada.com, zi ngo.com dan shopie.com.
Setelah market online sukses meraup 4 triliun pada promosi 11.11 hari ini diluncurkan 12.12 dan entah berapa trilun lagi yang akan di raup per day dari serbuan produk impor ini.
Banyak keunggulan yang ditawarkan dan seketika pelanggan market konvensional eksodus besar besaran ke market online ini diantaranya : kemudahan order yang tinggal klik klik klik, harga yang murah jauh yang ditawarkan oleh market konvensional dan belakangan free ongkos kirim.
Disatu sisi  customer merasa senang sementara  pelaku usaha konvensional lokal menyanyi lagu padamu negeri. Hehe.
Jika sebelum market online berjaya, bulan desember adalah bulan penantian bagi pelaku usaha konvensional meraup untung tapi sekarang sebaliknya, mengalami kerugian akibat stock barang tidak terjual sementara biaya berjalan terus.
Bagaimana market online bisa berjaya saat ini? Jawabannya ada di BIG DATA.
ketika kita registrasi kesalah satu aplikasi online nomor kontak yang kita masukan akan  banyak memberi informasi dan sifatnya dinamis.
Nama, tempat tinggal, pergi kemana saja, jam berapa,  belanja apa saja, dll akan direcord dan diolah oleh mesin BIGDATA menjadi sebuah informasi yang bisa dijual kepalaku usaha. Ini semua terjadi akibat Teknologi Kecerdasan Buatan (AI).
Atas dasar Informasi inilah pelaku usaha menawarkan produknya melalui marketplace online seperti diceritakan diatas tentu dengan ragam value yang diberikan.
Bagaimana dengan BIG DATA Rumah Sakit?
Saat ini semua rumah sakit mempunyai BIG DATA dan sudah mulai juga ada yang mengintainya.
Aplikasi layanan kesehatan online hadir dibanyak rumah sakit menawarkan kemudahan bagi pasien yaitu antar obat gratis . Disini tentunya nomor kontak dan alamat akan terecord dalam system.
Dan selanjutnya akan terjadi seperti hal diatas teknologi kecerdasan buatan akan menyajikan informasi nama, Alamat, kapan ke rumah sakit dan mungkin saja jenis sakit dan obatnya.
Step berikutnya sama dengan cerita diatas pasien rumah sakit akan eksodus ke aplikasi online untuk konsul tentang penyakit dan obatnya.
Dalam sebuah seminar saya pernah dengar bahwa 40% penyakit masih harus diobati dirumah sakit, itu berarti kita akan kehilangan 60% orang yang berobat diluar rumah sakit.
Kalau dulu mereka berobat ke alternatif sekarang nambah satu tujuan mereka berobat ke aplikasi kesehatan online.
Oleh karenanya sudah saatnya manajemen membuka data kontak pelanggannya dan mulai dipetakan layanan apa yang diakses oleh setiap pasien.
Selanjutnya mencreate sebuah layanan baru baik core dan noncore bisnis yang bisa ditawarkan kepada pasien dan keluarganya selama berada dirumah sakit.
Setidaknya ada 40 jenis bisnis noncore yang bisa dikembangkan pada satu area publik tidak terkecuali rumah sakit hal ini berdasarkan satu anggapan bahwa : DIMANA ada KERUMUNAN disana ada TRANSAKSI.

Comments

Popular Posts