TRANSFORMASI ala SURABI


Kemarin ajak anak anak jalan jalan menikmati keindahan perkebunan teh di bandung utara tentunya juga buat menghirup oksigen yang bersih after seminggu menghirup polusi jakarta.

Kalau visit ke satu destinasi tidak lupa dalam pikiran sudah tertanam to stay, to look, to eat, to play, to shopping.

soal to eat, kemarin ketemu sama makanan yang namanya surabi yang menawarkan macam rasa.

Surabi sejenis makanan tradisional di bandung berbahan dasar tepung beras dan dalam proses pembuatannya di masukan ke dalam cetakan yang disimpan diatas kayu bakar.

Sekian lama surabi hanya mempunyai 2 rasa: asin dan manis dan sekian tahun pula harganya tidak berubah satuannya 500 rupiah.

After tahun 2000 an lewat kreasi anak muda di bandung harganya berubah menjadi 6000 ribuan tanpa merubah bentuk surabi hanya menambah variasi rasanya saja, ada flat coklat, vanila, telur, sosis, keju, dll.

Di sisi lain kalau dulu yg jualan identik dengan nenek nenek sekarang yang jualan rata rata kaum muda dengan tampilan goodlooking.

Waktu kemarin makan surabi rasa lama tetap ditawarkan dan tentunya sang penjual juga menawarkan rasa lain yang bisa diterima lidah anak sekarang.

Belajar dari transformasi ala SURABI diatas, semua hal banyak berubah VARIASI RASA BERTAMBAH, YG JUALAN BERUBAH tapi BAHAN DASAR, bentuk ASLI SURABI, cara PEMBUATAN itu sendiri tidak berubah.

Ini adalah bentuk KOMPROMI surabi terhadap perubahan dengan mempertahankan ORIGINALITAS PRODUK LOKAL namun mengikuti selera lidah ANAK MUDA LOKAL yang sudah terpengaruh dengan selera "ASAL BRITISH "

Comments

Popular Posts