BERGERAK dari Muara SEPI



BERBAGI sudah menjadi bagian dari Visi kita dalam menjalani kehidupan,  karena hal ini merupakan bagian dari upaya kita turut serta menyelesaikan persoalan orang lain dan tentunya hal ini diharapkan akan menghadirkan kebahagiaan orang yang kita tolong.

Muara adalah titik temu antara  sungai dan laut, oleh karenanya peran Muara menjadi sentral posisinya sebagai Conecting antara sungai dan lautan, dalam konteks kegiatan bisnis Muara bisa di contohkan sebagai Warung klontongan, dimana warung ini mempunyai posisi sebagai connecting antara Suplyer dan Pelanggan.

Warung klontongan tersebar di pusat pemukiman penduduk kota maupun desa, dimana fungsinya menjadi penyedia SEMBAKO bagi Penduduk di pemukiman.  barang yang dijual di supply dari supplier yang secara rutin berkunjung setiap minggunya.

Tidak semua Warung Klontongan Ramai, banyak juga yang sepi. Untuk yang kondisinya begini menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk membantu mencarikan Solusi yang bisa dirasakan bagi perubahan warung tersebut khususnya lebih dikenal oleh banyak calon pelanggannya.

Warung EMAK terletak di pinggir danau saguling di daerah bandung barat, dimana lokasinya agak jauh kepemukiman namun dekat ke danau. Saat datang bersepeda ke warung ini, EMAK berkeluh kesah sepi nya warung yang dikelola dan menyampaikan keinginannya untuk memajukan warung dengan banyak penduduk sekitar belanja ke warungnya.

Singkat cerita setelah diskusi Panjang, EMAK setuju dengan usul yang saya sampaikan, yaitu BERBAGI untuk meraih SIMPATI Penduduk. Yang menjadi latar belakangan adalah Ada trend yang saya ta ngkap dari obrolan sama EMAK tentang prilaku penduduk desa, jika belanja kebutuhan SEMBAKO eceran  semisal gula ¼, atau beras 2 liter para orang tua menyuruh anaknya yang masih kecil untuk membeli ke warung tidak jauh dari rumahnya.

Atas dasar ini saya mengusulkan ke EMAK untuk menerima tawaran saya membuat Paket Jajan Rp. 5000,- sebanyak 100 bungkus sebanyak 100 paket tiap hari sabtu selama 3 bulab.  dimana untuk biayanya akan saya tanggung semuanya dan Buat dananya saya sisihkan dari income yang diperoleh dari penjualan  Buku PAKNAW.

Untuk selanjutnya paket yang sudah disiapkan akan  dibagikan ke 100 anak yang ada di 3 RT di wilayah tersebut. Semua paket Jajan di sediakan dari warung EMAK.

Setelah 3 bulan berjalan  program ini mulai menunjukan hasil. Anak-anak yang di suruh bapak/ Ibunya belanja di warung yang lebih besar, saat ini berpaling sudah menjadi PELANGGAN SETIA nya Warung EMAK.

Ini bisa terlihat SEMAKIN RAMAI nya anak kecil berkunjung belanja kebutuhan SEMBAKO eceran pasca 3 bulan program ini di Jalankan dan makin penuhnya dagangan Warung EMAK.

Berbagi tidak melulu harus ke end user, tapi bisa di MUARA ( Warung ) yang SEPI. efeknya menjadi kemana mana : Berbagi kebahagiaan ke anak anak bisa berjalan, Pelanggan Happy karena selain mendapatkan barang yang dicari juga selalu mendapat kejutan di akhir pekan dengan memperoleh Jajanan FREE, order ke supplier jadi meningkat dan tentunya Roda Bisnis terus Berputar.


Ketika salah satu Orang Tua bertanya kepada Anaknya, kenapa sekarang Ujang beli di warung EMAK?, anaknya menjawab : Habis EMAK suka BAGI BAGI tiap minggunya. 

Dan tradisi BERBAGI saat ini masih berlangsung bukan lagi dari biayanya dari penjualan Buku PakNaw,  tapi sudah dari EMAK yang disisihkan dari Keuntungan yang diperolehnya dari Warung yang dikelolanya.

Saat ini Warung Emak tidak Sepi lagi, tapi sudah punya Pelanggan Loyal yang senantiasa membeli Sembako Eceran dan yang terpenting Emak sudah Rutin Berbagi sebagai tradisi selain berjualan. 

Comments

Popular Posts