tetap EKSIS disaat KRISIS

Dalam kondisi apapun Rumah Sakit harus tetap EKSIS melayani tidak terkecuali saat Turbulensi Pandemi covid 19 saat ini. 

Meskipun Disisi lain Dalam pengelolaan Rumah sakit  tidak terlepas dari persoalan internal  yang terjadi yang datang bergantian setiap harinya untuk diselesaikan. 

Kehadiran RS dalam melayani kesehatan pasien dan keluarganya tentu tidak lepas dari keharusan dan kewajiban yang melekat. 

Menjadi keharusan karena rumah sakit menjadi fasilitas formal yang dapat membantu proses penyembuhan dan menjadi kewajiban karena rumah sakit harus senantiasa hadir melayani yang sakit menjadi sehat sedia kala. 

Ada ungkapan masalah hari ini harus beres hari ini karena besok akan ada masalah lain lagi yang datang.

Sejatinya saat SATU MASALAH bisa diselesaikan, jangan senang dulu karena  masih ada 1000 masalah lain yang harus diselesaikan. Hehe. 

Karena mengelola rumah sakit sejatinya seperti mengelola kapal yang sedang berlayar namun terdapat bocor dimana mana. 

Mengapa demikian karena operasional rumah sakit melibatkan SDM dan fasilitas yang lokasi kerjanya tersebar dimana mana dalam melayani pelanggannya yaitu pasien dan keluarganya. 

Lokasi yang menyebar, melibatkan para pihak dan multi fasilitas tentu menjadi p micu ragam persoalan yang harus diselesaikan. 

Menemukan masalah mudah sekali  namun mencari penyebab masalah dan cari solusi bersama, SERUNYA itu disini. 

Ambil kasus bor rumah sakit tidak pernah mencapai angka 60% padahal pasien poliklinik setiap hari ramai. Tiap meeting Senin pagi selalu jadi agenda utama untuk dicarikan penyelesaiannya karena hal ini terkait dengan income rumah sakit, pemenuhan biaya rumah sakit tidak terkecuali biaya kesejahteraan pegawainya. 

Saat terjadi hal demikian pasti yang disalahkan adalah pengelola rawat inap yang lambat memulangkan pasien sehingga pasien yang akan masuk resah dan akhirnya pindah rumah sakit untuk proses rawat inap nya. 

Hal diatas memang bisa saja terjadi namun apakah hal ini satu satunya penyebab Bor rendah ? Kalau kata detektif Conan saat ada satu penyebab ditemukan, masih ada 10 penyebab lain yang harus diselesaikan. Hehe. 

Yang terbaik saat ada masalah dan mencari solusinya, step awal ada baiknya melihat dan membaca data yang terkait dengan capaian BOR 

Seperti kita ketahui, bahwa naik turunnya pasien rawat inap tergantung dari naik turunnya pasien rawat jalan. 

Oleh karenanya ada baiknnya kita membuka profile pasien rawat jalan khususnya poliklinik. 

Saat data dibuka dan dibaca dengan seksama terjadi ditemukan data yang mencengangkan dimana Setelah dibuka pasien poliklinik 90% adalah pasien lama sisanya 10% pasien baru. 

Dari sini saja kita paham, bahwa pasien baru ada kaitannya dengan capaiam BOR, jika disambungkan dengan masalah diatas bisa dismpulkan sementara bahwa pwnyebab bor rendah adalah karena di poliklinik didominasi oleh pasien control. 

Lalu data yang ada di dalami kembali dan ditemukan fakta bahwa  pasien poliklinik di rumah sakit ini di dominasi oleh non BPJS baik dari asuransi, perusahaan dan perorangan middle up yang membutuhkan pelayanan VIP.  

Sudah jadi rahasia umum bahwa pelayanan VIP di rumah sakit tersebut kurang memuaskan : dokter jarang visit, yang visit asisten dokter, pendingin tidak stabil, dan segudang masalah lainnya. 

Saat seharusnya pasien di rawat di rumah sakit tersebut, karena komunikasi yang buruk  seringkali dokter yang menangani di poliklinik atas nama kenyamanan pasiennya merujuk ke rumah sakit lain yang pelayanan VIP nya memuaskan. 

Padahal kita mengetahui income terbesar rumah sakit adanya dari pelayanan rawat inap. 

Dan mungkin masih banyak yang bisa digali untuk mengetahui penyebab rendahnya capaian BOR diatas.

Atas temuan temuan diatas , maka tentu harus ditindaklanjuti dengan membuat sebuah upaya terobosan dalam mencapai BOR diatas 60% 

Beberapa tindakan yang diambil misalnya : 
1. Membenahi fasilitas layanan  VIP dari sisi fasilitas
2. Menghadirkan kecepatan dalam pelayanan pasien masuk ke rawat inap
3. Mengedukasi seluruh petugas untuk memberika pelayanan yang memberikan kenyamanan 
4. Menargetkan kepulangan lebih cepat setelah boleh dinyakan pulang oleh SpJP
5. Pembayaran menggunakan mesin EDC yang memungkinkan pasien bisa menyelesaikan pembayaran tanpa harus datang ke kasir yang lokasinya nan jauh disana 
6. Dan solusi lainnya yang bisa berasal dari petugas yang terlibat dalam alur proses pelayanan rawat inap, karena sejatinya solusi terbaik berasal dari pihak pihak yang terlibat dalam upaya meningkatkan BOR diatas seperti dokter, perawat, penunjang medis maupun non medis. 

Saat persoalam BOR selesai, seperti saya sampaikan didepan bahwa mengelola rumah sakit seperti mengelola kapal laut yang sedang berlayar dan bocor dimana mana, Tentu masih banyak masalah lain yang harus diselesaikan, misalnya Parkir cepat penuh  padahal masih jam 9 pagi, dimana hal ini ada hubungannya antara kedatangan pasien yang lebih awal , registrasi yang terlambat dimulai, dokter yang lambat datang, resep obat racikan yang dominan, petugas racikan yang hanya satu satunya dan konfirmasi ke asuransi yang memakan waktu lama.

Tentu menyelesaikannya tidak kalah serunya dengan urusan menaikan BOR, oleh karenanya dibutukan kerjasama bukan hanua kerja sama sama 

Karena sejatinya setiap persoalan yang terjadi selalu melibatkan para pihak dan alanglah lebih baik jika solusinya juga dipikirkan oleh para pihak yang terlibat.




Comments

Popular Posts