MENYENTUH tanpa MENEKAN Pelanggan

Perusahaan dalam penyelenggaraannya bertujuan untuk tumbuh dan berkembang, oleh karenanya hal ini harus didukung oleh upaya untuk meningkatkan pendapatan. 

Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan adalah menempatkan Interaksi dengan pelanggan sebagai sebuah  keharusan dan kewajiban bagi siapapun yang terlibat dalam dunia bisnis atau pelayanan. 

Keharusan karena produk yang ditawarkan harus pindah tangan kepada pelanggan dan kewajiban karena kita meyakini pelanggan membutuhkannya. 

Secara keseluruhan, Hal ini sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menawarkan produk atau layanan yang diberikan kepada calon pelanggan dengan harapan di minati oleh pelanggan dan suatu saat akan membelinya. 

Banyak perusahaan merasa gagal dan hanya memperoleh pelanggan dalam hitungan Doremi tidak sesuai yang diharapkan setelah menawarkan kepada pelanggan , padahal mereka melihat perusahaan sejenis meraih pelanggan jauh lebih banyak darinya 

Bagaimana ini bisa terjadi, dua perusahaan tapi beda dalam capaian pelanggan yang diharapkan? 

Tentu banyak faktor yang mempengaruhinya,  setidaknya ada hal yang yang tidak banyak perusahaan tahu bahwa pelanggan suka DI SENTUH tapi tidak suka di TEKAN. 

pada dasarnya interaksi adalah menyentuh HATI pelanggan untuk membeli apa yang ditawarkan bukan menekan HATI nya, karena proses membeli pada dasarnya proses meyakini apa yang akan dibeli tidak hanya mengenal dan tahu. 

Bagaimana menyentuh hati pelanggan? 

Ada 5 alasan membeli sebuah layanan: 

1. Mengenalnya, di fase ini pelanggan ingin mengenal terlebih dahulu produk yang ditawarkan. Oleh karenanya banyak perusahaan melakukan upaya awerness melalui Chanel tv, sosial media, advertising, penyebaran brosur di banyak titik. 

2. mengetahuinya, difase ini pelanggan mulai menaruh minat untuk tahu lebih dalam tentang produk yang ditawarkan dengan mengakses website atau mencari info langsung dengan mengunjungi pameran , talkshow yang dilakukan perusahaan dan tentu ada juga yang bertanya tanya kepada yang sudah membeli.

3. Mempertimbangkan , difase ini pelanggan mulai mencari pembanding apakah produk yang ditawarkan lebih baik dari yang lain yang pernah dilihat. 

5. Meyakininya, difase ini pelanggan meyakini untuk memilih produk yang diinginkan. 

6. memutuskan untuk membeli, difase ini pelanggan akan mencari produk, berkunjung dan membelinya. 

Seringkali banyak perusahaan terjebak karena merasa produknya berkualitas sedikit memaksa pelanggan untuk membeli produknya sementara disisi lain perusahaan tidak cukup melakukan upaya untuk memperkenalkan, mengedukasi, memberi kesempatan pelanggan untuk mempertimbangkan dan meyakini untuk membeli. 

Padahal dalam sebuah riset produk berkualitas efeknya hanya 24% dari upaya menawarkan sisanya 75% bagaimana perusahaan melakukan upaya yang terencana dan sistematis untuk melakukan upaya promosi kepada pelanggan melalui kegiatan awerness, edukasi, promosi, apresiasi dan merawat jaringan yang sudah terbangun. 

dan setingkali perusahaan melupakan pentingnya sebuah gretting ( menyapa pelanggan loyal) dimana hal ini berdampak 1% mendongkrak upaya penjualan. 

Setelah produk dikatakan bagus ternyata tidak cukup untuk mendatangkan pelanggan sesuai yang diinginkan, nyatanya diperlukan mempromosikan seperti cerita diatas. 

Produk bagus itu kata pelanggan bukan kata perusahaan, untuk itu upaya promosi menjadi jembatan pertemuan antara dua keyakinan antara perusahaan dengan pelanggan untuk sama sama menyatakan bahwa produknya memang berkualitas dan hal ini terbukti jika pelanggan sudah membelinya. 



Comments

  1. Jazakallah, menemani sarapan pagi sblm beraktivitas ...
    Pelanggan perlu disentuh tapi tidak ditekan.... Yes ... Kereeeen pak naw... Aku setujuuuuu sekali... Trims

    ReplyDelete
  2. Bagus... Ternyata proses.. Itulah kunci sukses.. Kereen pak Naw

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts