POTRET zona NYAMAN , what next?

Kondisi perusahaan dimana SDM nya merasa sudah Nyaman sebenarnya menggambarkan kondisi perusahaan yang sedang tidak aman. 

Dalam istilah bekennya banyak pihak menyebut sebagai sydrome Zona nyaman, dimana hal ini menggambarkan sebuah kondisi status quo yang dianut oleh banyak pegawai pada perusahaan yang establish. 

Semua merasa kenyamanan yang ada saat ini  akan terjadi selamanya dan mereka terjebak pada kondisi PENIKMAT tanpa PEDULI bagaimana nasib perusahaan kedepan. 

Dalam kondisi SDM seperti diatas, tentu harus ada upaya leaders secara terus  menerus untuk menyampaikan bahwa perusahaan tidak pernah lepas dari kondisi turbulensi. 

Setidaknya ada 5 faktor  pemicu turbulensi  , diantaranya : 
1.  adanya perubahan regulasi, 
2. kompetitor yang banyak menarik perhatian pelanggan , 
3. vendor yang membuat aturan payment yang memberatkan perusahaan, 4. perubahan prilaku pelanggan yang jika tidak direspon dengan baik akan berpaling ke pihak lain dan 
5. SDM kompeten yang selalu tergoda pindah perusahaan lain jika tidak di apresiasi dengan baik. 

Bagaimana mengindikasikan bahwa pegawai diperusahaan sudah terjangkit zona nyaman? Sehingga abai dengan kondisi turbulensi yang dihadapi perusahaan diatas.

setidaknya ada beberapa indikasi yang bisa menunjukan bahwa SDM yang dimiliki sudah terjangkit zona nyaman, diantaranya : 
1. Mereka melihat hanya yang mau mereka lihat
2. Mudah percaya dan 
3. Hindari konflik

Merespon hal itu , leaders perusahaan tentu harus mengambil langkah langkah yang dibutuhkan agar SDM yang dimiliki untuk selalu siaga dengan turbulensi yang terjadi seperti diuraikan diatas. 

Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan para leaders perusahaan untuk selalu mengajak serta SDM yang dimiliki oleh selalu berfikir hal hal dibawah ini :

1. Selalu mengincar hal yang mustahil 
2. Selalu mencari jalan berbeda untuk masalah yang dihadapi
3.  Menggiring SDM yang dimiliki untuk lebih berani mencoba hal hal baru, karena dengan demikian akan banyak menemukan hal baru
4. Menggiring SDM yang dimiliki untuk berbuat sesuatu yang berdampak kepada perubahan yang lebih baik.

Tentu hal diatas dalam implementasinya diperlukan kehadiran leaders setiap saat untuk menjadi percikan perubahan dan memimpin SDM yang dimiliki untuk sama sama mendaki menuju puncak perubahan yang diinginkan. 

Perubahan yang dicapai tentu adalah perubahan yang diinginkan oleh semua SDM yang dimiliki.

Kehadiran leaders tidak selalu harus nampak , lebih baik tak terlihat tapi meninggalkan jejak kemudahan melalui upaya memfasilitasi SDM yang terlibat dalam agenda perubahan yang telah dicanangkan bersama. 

Comments

Popular Posts