SPEED ACTION dengan METODE SCRUM
Jika Anda bekerja di bidang teknologi, Anda mungkin pernah mendengar tentang “Scrum” dan “Agile.” Ini adalah sistem yang sering-sering disebut di antara orang-orang yang bekerja di industri teknologi dan terkadang terdengar seperti memiliki bahasa mereka sendiri.
Istilah seperti “planning poker”, “stand-ups”, dan
“sprint” adalah beberapa kata yang sering digunakan saat membahas Scrum dan
Agile.
Ini memang terdengar sedikit menakutkan dan
membingungkan bagi Anda yang belum tahu dan mengerti.
Metode kerja yang satu ini sebenarnya dapat sangat
membantu Anda karena cara bekerjanya yang mampu mengatasi masalah yang kompleks.
Metode kerja ini memprioritaskan tugas-tugas individual, lalu mendelegasikan
tugas-tugas tersebut kepada anggota tim yang dianggap paling sesuai untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Tapi apakah ini metode kerja ini hanya khusus untuk
engineer atau developer software? Bisakah kita yang bukan engineer juga
benar-benar mendapat manfaat dari cara kerja ini? Jika ya, bagaimana Anda bisa
memulai?
Untuk mendapat jawaban dari pertanyaan di atas,
coba simak artikel berikut untuk tahu lebih dalam apa itu metode Scrum dan
bagaimana cara implementasinya!
Definisi Metodologi Scrum dan Agile
Pertama-tama, Anda perlu mengetahui perbedaan scrum
dan agile. Metodologi scrum adalah sebuah metode iteratif yang termasuk dalam
metode Agile tentang bagaimana cara Anda mengelola dan menjalankan sebuah
proyek. Ini bisa digunakan untuk mengelola segala jenis proyek mulai dari
pembuatan software, website, hardware, marketing, event planning, dan
sebagainya.
Scrum membantu Anda untuk mengorganisir sebuah tim
dan Anda harus memiliki komunikasi yang kuat antar member tim tersebut. Scrum
mengatakan bahwa setiap “sprint” dimulai dengan meeting singkat untuk
perencanaan dan diakhiri dengan review. Ini adalah ide fundamental dari Scrum
untuk sebuah project management.
Proyek yang paling tepat
untuk Agile adalah proyek yang memiliki deadline yang agresif, tingkat
kerumitan yang tinggi, dan tingkat kebaruan (keunikan) yang tinggi bagi para
member tim. Akan lebih baik jika Anda menggunakan Agile saat kita melakukan
sesuatu yang baru, atau paling tidak baru bagi tim yang mengerjakannya. Jika
itu adalah sesuatu yang tim telah lakukan sebelum berulang-ulang maka tim
mungkin tidak memerlukan pendekatan Agile.
Agile adalah seperangkat “metode dan praktik
berdasarkan nilai dan prinsip yang diungkapkan dalam Agile Manifesto ,” yang mencakup hal-hal
seperti kolaborasi, pengorganisasian yang dilakukan sendiri oleh member tim,
dan tim yang lintas fungsional.
Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
mengimplementasikan pengembangan Agile.
Analogi yang bagus untuk membedakan Scrum dan Agile
adalah perbedaan antara resep dan diet. Misalnya, diet vegetarian adalah
seperangkat metode dan praktik berdasarkan prinsip dan nilai. Resep Taco Kacang
akan menjadi kerangka kerja yang bisa Anda gunakan untuk menerapkan diet
vegetarian Anda.
Ini mirip dengan hubungan antara Agile (diet) dan
scrum (resep yang anda ikuti).
Agile lahir dari teknik yang digunakan oleh
perusahaan Jepang yang inovatif di tahun 70an dan 80an (perusahaan seperti
Toyota, Fuji, dan Honda).
Pada pertengahan 90-an, seorang pria bernama Jeff
Sutherland mendapati dirinya frustrasi oleh perusahaan-perusahaan yang
terus-menerus diganggu oleh proyek-proyek yang ketinggalan jadwal dan anggaran
lebih tinggi. Dia berusaha menemukan jalan yang lebih baik.
Penelitiannya membawanya ke perusahaan Jepang ini
dan metode Agile mereka. Mendasarkan karyanya pada hal ini, Sutherland
menciptakan kerangka kerja Scrum. Setelah serangkaian kesuksesan menggunakan
metode barunya, Scrum mulai dengan cepat menyebar ke seluruh dunia pengembangan
produk.
Scrum sendiri bisa dijelaskan dengan poin-poin
berikut ini:
- Pemilik produk membuat daftar keinginan yang
diprioritaskan yang disebut backlog produk.
- Selama perencanaan sprint, tim memilih salah
satu item dari urutan teratas daftar keinginan tersebut dan memutuskan
bagaimana mereka akan menjalankan potongan tersebut.
- Tim memiliki sejumlah waktu, yang disebut
dengan istilah sprint (biasanya dua sampai empat minggu) untuk
menyelesaikan pekerjaannya, namun setiap harinya akan ada pengecekan untuk
melihat progress pekerjaan (Scrum harian).
- Sepanjang jalan, ScrumMaster membuat tim tetap
fokus pada tujuannya.
- Di akhir sprint, pekerjaan harus berpotensi
untuk dikirim: siap untuk diserahkan kepada pelanggan, diletakkan di rak
toko, atau ditunjukkan kepada pemangku kepentingan.
- Sprint diakhiri dengan review sprint dan
retrospektif.
- Seiring sprint berikutnya dimulai, tim memilih
item lain lagi dari backlog produk dan mulai bekerja lagi.
- Hal ini berlangsung sampai proyek dianggap
selesai, baik karena deadline dan budget atau dengan melengkapi seluruh
daftar item yang sudah ditentukan di awal.
Jadi, Agile adalah metode
project management paling tepat pada proyek yang mendesak dengan kompleksitas
dan kebaruan yang signifikan – dan itu bisa saja mulai dari pengembangan
software sampai merencanakan wedding.
Siapa Saja yang Bisa Mendapatkan Manfaat dari Scrum?
Mungkin Anda berpikir metodologi scrum adalah suatu
metode kerja yang terbatas pada engineer atau developer. Tapi kerangka kerja
itu bisa bermanfaat untuk jenis proyek lain juga.
“Scrum dapat digunakan untuk proyek yang kompleks, peringatannya adalah
hasilnya bagus bila ada produk beton yang diproduksi. Jika Anda bekerja dalam
pemasaran dan kebutuhan menulis salinan untuk sebuah proyek, pasti bisa
bermanfaat bagi tim Anda. ”
– David Matthew, seorang
Master Scrum Certified untuk Incentive Technology Group
Scrum project management telah digunakan oleh semua orang dari FBI,
agen pemasaran, hingga orang-orang konstruksi. Kapan pun Anda perlu
menghasilkan beberapa jenis produk, baik itu software atau email campaign, Scrum dapat membantu Anda
mengatur tim Anda dan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang
lebih singkat.
Peran di Scrum
Ada tiga peran berbeda yang diperlukan dalam
melakukan metode Scrum, yaitu:
- Master Scrum
Memastikan
prosedur diikuti, memastikan semua berjalan lancar, dan melindungi tim dari
gangguan. Master Scrum berbeda dari manajer proyek tradisional dalam banyak
hal, termasuk peran ini tidak memberikan arahan sehari-hari kepada tim dan
tidak memberikan tugas kepada individu.
- Product Owner (Pemilik Produk)
Biasanya
merupakan orang yang dianggap paling penting dari sebuah proyek. Bagian dari
tanggung jawab pemilik produk adalah memiliki visi tentang apa yang ingin dia
buat dan menyampaikan visi tersebut kepada tim Scrum. Tugas utama Pemilik
Produk adalah untuk menjadi nilai bagi stakeholder atau pemegang saham.
- Tim Scrum
Sebuah tim
Scrum adalah tim yang bisa mengatur pekerjaan mereka sendiri dan merupakan
sebuah tim yang lintas fungsional. Member tim akan melakukan analisis,
implementasi, perancangan, pengujian, dan lain-lain. Meskipun individu dapat
bergabung dengan tim dengan berbagai jabatan, di Scrum, judul tersebut tidak
signifikan.
Metodologi
scrum menyatakan bahwa setiap orang berkontribusi dengan cara apa pun yang
mereka bisa untuk menyelesaikan pekerjaan pada setiap sprint. Individu dengan
demikian akan menghabiskan sebagian besar (dan terkadang semua) waktu mereka
bekerja dalam disiplin apa pun yang mereka ketahui, baik itu analisis, desain,
pengembangan, tes dan lain lain.
Apa yang membuat Scrum menarik?
Ada beberapa poin penting untuk Scrum yang membuat
banyak orang tertarik untuk menggunakannya, misalnya:
- Berorganisasi sendiri dengan fokus pada tim.
- Tidak perlu dokumentasi dalam jumlah besar.
Scrum menggunakan pendekatan yang to the point dalam membagikan tugas atau
menanyakan progress.
- Tim Scrum adalah sebuah tim yang memiliki
lintas fungsional sehingga bisa bekerja sama sebagai satu kesatuan.
- Komunikasi yang kuat dan banyak interaksi.
- Memiliki ritme yang pasti dan berulang untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu maksimal 30 hari.
- Alih-alih mencoba melakukan keseluruhan
pekerjaan pada saat bersamaan, Scrum membantu menyelesaikannya satu
persatu dengan interval waktu yang ditentukan.
- Mengaplikasikan Scrum dapat membuat anggota
tim member Anda merasa dipercaya dan Anda juga tahu member mana yang ahli
di bidangnya dan bisa mengerjakan tugasnya sehingga tidak ada
tunggu-menunggu.
Cara Implementasi Scrum
Untuk mencoba metode Scrum, Anda bisa memulai
dengan mengerjakan satu proyek yang sederhana dan singkat. Dengan begitu, Anda
bisa membantu tim Anda untuk memiliki pola pikir yang benar mengenai metode
Scrum.
Perlu diingat bahwa sama dengan kerja tim pada umumnya,
beberapa orang dalam tim akan menyukainya dan beberapa orang akan membencinya.
Ini sangat normal dan Anda harus mendorong orang-orang di tim untuk mencobanya
dengan benar sebelum mereka menyerah. Jika seseorang akhirnya menyerah,
lepaskan mereka dari tim dan biarkan orang lain masuk.
Untuk memahami contoh scrum dan cara memulainya,
Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Tentukan Tim Scrum pertama Anda
Tim terdiri dari 5-9 anggota. Semua anggota ini
memiliki kombinasi kompetensi dan dapat mencakup untuk menjadi developer,
penguji, pendukung, perancang, analisis bisnis, dan lain-lain. Semua anggota
terus bekerja sama. Tim itu sendiri bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
mereka akan memproduksi produk yang bisa dipresentasikan di akhir setiap
sprint.
2. Tentukan panjang atau lamanya Sprint Anda
Sprint adalah tenggang waktu yang berlangsung
antara 7 dan 30 hari, dan biasanya tetap sama panjang selama proyek
berlangsung. Tentukan tenggang waktunya dalam sebuah meeting perencanaan dan
tim tersebut harus berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Pada akhir sprint, Anda sebaiknya mengadakan sebuah
review atau ulasan (bisa berupa meeting) dengan demonstrasi hasil kerja.
Di sini perbaikannya ditinjau dan dikerjakan agar
sprint berikutnya bisa direncanakan. Jika Anda masih tidak yakin dengan
tenggang waktu, Anda bisa mulai dengan 2 minggu terlebih dahulu.
3. Tunjuk Seorang Master Scrum
Scrum Master adalah seorang katalisator untuk
sebuah kelompok scrum. Mereka memastikan bahwa kelompok scrum bekerja secara
efektif dan progresif. Jika terjadi hambatan, master Scrum akan menindaklanjuti
dan menyelesaikan masalah untuk tim tersebut.
Master Scrum memang bisa dianggap sebagai manajer
proyek untuk tim tersebut, kecuali orang tersebut tidak boleh mendikte apa yang
tim kerjakan dan seharusnya tidak terlibat dalam pengelolaan mikro sekalipun.
Master Scrum akan membantu tim dalam merencanakan pekerjaan sprint yang akan
datang.
4. Tunjuk Pemilik Produk (Product Owner)
Pemilik Produk harus merupakan seseorang yang dapat
bertanggung jawab memastikan tim menghasilkan sebuah produk yang bisa
dipresentasikan dan pasarkan ke bisnis, klien atau siapapun yang menginginkan
hasil proyek tersebut (pembeli akhir).
Pemilik Produk biasanya menuliskan persyaratan
sehubungan dengan apa yang diinginkan dari produk tersebut dalam bentuk sebuah
cerita, kemudian memprioritaskan item-item dalam proses pembuatan, dan
memasukkannya ke backlog.
5. Buat Backlog Produk Awal
Produk backlog adalah daftar keinginan yang berupa
semua cerita pengguna yang diharapkan akan dibuat dan diselesaikan dalam proyek
tersebut. Cerita yang paling penting harus berada di urutan teratas daftar,
jadi keseluruhan simpanan tersusun secara teratur berdasarkan urutan
kepentingan cerita.
Sebuah simpanan biasanya berisi 2 jenis item
pekerjaan:
Epics –
Cerita tingkat tinggi yang sketsanya sangat kasar tanpa banyak detail.
Stories –
Persyaratan lebih rinci untuk apa yang harus dilakukan (mungkin dilakukan).
Sebuah epics biasanya dapat dibagi menjadi beberapa
cerita.
Sebuah cerita biasanya akan dipecah menjadi
beberapa tugas terpisah sehingga tim dapat bekerja dan melaporkan progressnya
nanti. Stories juga bisa memiliki beberapa tipe seperti development, bug,
tugas, dan lain lain. Stories baru dapat ditulis dan ditambahkan ke backlog
produk kapan saja dan oleh siapa saja.
Jika sebuah epic meningkat dalam prioritas,
sebaiknya masukkan detail yang lebih rinci agar tim dapat mulai mengerjakannya.
Pemilik Produk bebas untuk memprioritaskan kembali backlog sesuai dengan keinginan
dia.
Contoh stories yang bisa dikembangkan menjadi
produk:
·
Sebagai power
user, saya bisa menentukan file atau folder yang akan di backup berdasarkan
ukuran file, tanggal yang dibuat dan tanggal dimodifikasi.
·
Sebagai
pembelanja buku, saya bisa membaca ulasan sebuah buku pilihan untuk membantu
saya memutuskan apakah akan membelinya.
·
Seorang
nasabah bank bisa mengganti PIN-nya
6. Rencanakan dan Mulailah Sprint Pertama Anda
Berdasarkan prioritas backlog, tim sekarang
mengambil item dari daftar (biasanya dari paling atas). Tim lalu melakukan
brainstorming dan memutuskan apa dan berapa banyak yang bisa mereka selesaikan
dalam sprint mendatang. Ini disebut rapat perencanaan sprint.
Begitu tim setuju, sprint dimulai dan tim dapat
mulai mengerjakan proyeknya.
7. Tutup Arus dan Mulai Sprint Berikutnya
Bila akhir tenggat waktu sudah tercapai dan semua
pekerjaan yang direncanakan sudah lengkap dilakukan, tergantung pada tim untuk
memutuskan apakah pekerjaan yang tersisa harus ditransfer ke sprint berikutnya
atau dimasukkan kembali ke dalam backlog.
Setiap sebuah tim menyelesaikan tugasnya, tim
disarankan untuk melakukan retrospektif di mana mereka mendiskusikan apa yang
berjalan dengan baik dan apa yang bisa diperbaiki untuk sprint berikutnya.
Setelah itu, pertemuan perencanaan sprint untuk sprint berikutnya dimulai dan
prosesnya diulang.
Tidak ada batasan untuk jumlah sprint kecuali jika
ditetapkan oleh deadline (berdasarkan budget atau waktu) atau seluruh backlog
selesai. Jika tidak satu pun kriteria ini terpenuhi, sprint terus berlanjut
tanpa batas waktu.
Kegiatan yang harus dilakukan sebagai bagian dari Scrum
Sebagai bagian dari scrum, ada beberapa kegiatan
yang harus dilakukan, yaitu:
1. Rapat Perencanaan
Pertemuan Perencanaan Sprint adalah titik awal
Scrum. Ini adalah pertemuan dimana seluruh tim Scrum berkumpul; Bekerja sama
dengan Product Owner dan Master Scrum, tim memilih story dari backlog dan
brainstorm secara bersama-sama. Berdasarkan percakapan, kelompok Scrum
memutuskan kompleksitas story dan memutuskan mana yang harus masuk ke sprint.
2. Melengkapi Pekerjaan
Seperti judulnya, perlu bagi tim untuk
menyelesaikan pekerjaan untuk kemajuan proyek. Orang-orang di tim bekerja pada
epics atau story sampai mereka selesai dan kemudian mereka beralih ke yang
berikutnya. Biasanya story disusun di papan dengan langkah-langkah terpisah,
jadi mudah untuk merasakan bagaimana sprint tersebut berkembang.
3. Pertemuan Scrum Harian
Melalui siklus sprint, setiap hari tim scrum
bertemu maksimal lima belas menit (biasanya di pagi hari). Ada 3 hal yang akan
dibahas oleh setiap member tim, yaitu:
·
Apa yang saya
lakukan kemarin?
·
Apa yang
ingin saya lakukan hari ini?
·
Jelaskan jika
orang tersebut memiliki sesuatu yang menghalangi mereka menyelesaikan pekerjaan
mereka pada hari itu.
4. Pertemuan Review Sprint
Setelah setiap sprint, tim mengadakan Sprint Review
Meeting untuk menunjukkan progress kerja kepada Product Owner dan orang lain
yang tertarik. Pertemuan tersebut harus menampilkan demonstrasi langsung, bukan
sebuah laporan. Pemilik Produk dapat memverifikasi story sesuai dengan kriteria
penerimaan mereka.
5. Rapat Retrospektif
Pertemuan retrospektif terjadi setelah pertemuan
review. Kelompok Scrum bertemu dan berbicara mengenai hal-hal berikut:
·
Apa saja yang
terjadi dengan baik selama sprint
·
Apa saja yang
tidak berjalan seperti yang direncanakan dalam sprint.
·
Pelajaran
yang dipelajari
·
Item tindakan
yang harus ditindaklanjuti.
Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa Scrum
adalah solusi bagus untuk mendukung perkembangan proyek yang cepat dari hampir
semua jenis proyek. Ini sangat efektif dalam menjamin efektifitas bagi
organisasi manapun.
Sumber : Dewaweb.com
Comments
Post a Comment