Boosting PERFORMANCE Rumah Sakit

Pada satu kesempatan saya mendapatkan informasi yang menarik dari 2 rumah sakit yang mempunyai nilai aset yang sama yaitu 7 triliun. 

Namun demikian keduanya mempunyai perbedaan dimana revenue rumah sakit A adalah 4.7 triliun dan rumah sakit B adalah 1.8 triliun. 

Tentu adanya perbedaan capaian revenue ini menjadi hal menarik untuk dibicarakan karena mengapa bisa 2 rumah sakit dengan aset yang sama tapi revenue yang dicapai oleh keduanya berbeda. 

Faktor apa saja  yang memicu pertumbuhan ke 2 bisa berbeda dan upaya apa saja yang dilakukan oleh rumah sakit dengan revenue yang lebih besar? Sehingga dari capaian hasilnya bisa lebih unggul. 

Tentu hal ini tidak terlepas dari adanya upaya  untuk memBoosting Performance Rumah sakit dimana hal ini diartikan sebagai upaya untuk memperkuat Kinerja agar kinerja yang dihasilkan dapat lebih optimal. 

Pertanyaannya adalah bagaimana kinerja yag dicapai dikatakan sudah optimal? 

Setidaknya ada 3 faktor pemicu pertumbuhan rumah sakit yang dapat mendongkrak capaian kinerja untuk lebih optimal, yaitu : sdm, fasilitas dan volume pelanggan yang dilayani. 

Jika 3 faktor ini berjalan secara optimal maka revenue yang dicapaipun akan lebih optimal

Pertanyaannya adalah bagaimana kita me mengetahui jika pelayanan sudah optimal? 

Kalau menggunakan cara cepat kita bisa melihatnya dari capaian BOR 85%. 

Dengan angka ini kita bisa memprediksi bahwa rawat inap penuh, di rawat jalan ada pergerakan pasien baru yang merangkak naik, kamar operasi padat.

Hal ini selaras dengan informasi bahwa ada korelasinya antara pertumbuhan pasien batu dengan kenaikan BOR Rawat inap dan 40% pasien ranap di kelas B dilakukan tindakan operasi. 
 layanan penunjang medis seperti farmasi, labolatorium, radiologi sedang bekerja optimal, hal ini selaras dengan informasi dari banyak rumah sakit bahwa order layanan penunjang 70% berasal dari rawat inap.

Dan capaian BOR 85% ini ada kaitannya dengan capaian revenue yang diprediksi juga mengalami peningkatan karena kita mengetahui bahwa rata rata 70% pendapatan rumah sakit berasal dari rawat inap. 

Jika kita tinjau dari jumlah bed misalnya rumah sakit kelas B dengan bed 500 bor 80% dan Los 3 hari

Maka kinerja dikatakan optimal dapat dilihat dari 3 aspek : keuangan dan volume pelanggan yang dilayani. 

Dari aspek keuangan income yang di peroleh 500 M dengan asumsi 1 bed hasilkan 1 milyar dalam 1 tahun. 

Dari aspek pelanggan volume pasien ranap per hari adalah ( bed x Bor)/ Los = 133 pasien/ hari dan pasien rajal adalah 10 x pasien ranap = 1330 pasien 

Pertanyaan nya adalah bagaimana jika belum tercapai? Upaya apa yang harus dilakukan? 

Hal ini bisa di jawab dengan mendorong adanya perbaikan dari 4 aspek : keuangan, pelanggan, proses dan People yang berdampak kepada upaya peningkatan pendapatan dan efisiensi biaya 

Beberapa upaya yang dilakukan misalnya :

Aspek Keuangan
1. Menggali new income dari layanan noncore bisnis berbasis kepada traffic orang sehat yang mengantar orang sakit, pemanfaatan area publik untuk hadirkam layanan orang sehat 
2. Standarisasi obat dan alkes untuk mendukung upaya efisiensi biaya 

Aspek pelanggan
1. Menggarap market asuransi dan perusahaan dengan strategy b to b dimana kita mengetahui bahwa jika deal dengan 1 perusahaan besar efeknya adalah bosa mengirim ribuan karyawannya untuk melakukan MCU dan layanan medis 

Aspek Proses pelayanan
Hadirkan layanan 2 rasa untuk pasien reguler dan coorporate, menghadirkan layanan homecare, layanan online dan membangun feeder hospital dengan membangun klinik di pusat pemukiman dan perusahaan. 

Aspek SDM 
Memastikan SDM yang dimiliki bekerja pada kondisi yang optimal dan tidak terjadi kondisi overload di satu sisi dan underload di sisi lain. 

Tentu masih banyak lagi ide ide yang bisa mendorong kinerja untuk lebih baik  dan sebaik baiknya ideadalah yang datang dari karyawan internal yang dimiliki. 

Untuk mendapatkannya diperlukan upaya sistimatis untuk mendorong karyawan berkontribusi memberikan ide terbaiknya kepada perusahaan. 


Comments

Popular Posts